Example

Selamat Datang di Komunitas Penggerak Pendidikan Wong Cirebon

Evolusi manusia terus menerus berlangsung, dimulai dari kondisi primitif hingga kondisi modern seperti yang kita rasakan saat ini. Kehidupan modern ditandai dengan berbagai kemajuan dalam bidang ilmu pengetahuan dan teknologi. Kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi membawa banyak perubahan dalam cara hidup manusia modern dalam segala bidang. Perubahan sosial menjadi salah satu dampak yang disebabkan oleh adanya kemajuan ilmu pengetahuan dan tekonologi. Satu contoh perubahan yang dapat kita rasakan sehari-hari adalah perkembangan cara interaksi yang kini dapat dilakukan melalui berbagai media baik cetak, elektronik, maupun internet. Salah satu sarana interaksi yang masyhur di era ini adalah social media atau khalayak menyingkat nya sosmed. Social media merupakan sarana interaksi yang digandrungi oleh hampir semua kalangan dan usia. Penggunaannya pun antara user (pengguna) satu dengan yang lainnya mungkin tidak sama, hal ini tergantung pada tujuan yang hendak disampaikan oleh user tersebut. Bagi seorang politikus, social media dapat ia gunakan untuk menjaring simpatik publik akan dirinya dan partainya. Bagi seorang pengusaha, social media ia gunakan sebagai wahana promosi produk yang menjadi komoditasnya. Bagi seorang motivator atau pendakwah, social media ia gunakan untuk menyampaikan kalimat motivasi penuh inspirasi dan petuah penuh berkah bagi pembaca nya. Namun ada yang menarik jika kita memperhatikan dengan seksama penggunaan social media oleh remaja atau ABG bahasa kekinian yang lumrah digunakan. Penggunaan social media bagi remaja tentu tidak lepas dari sifat mutlak baik dan buruk. Baik atau pun buruk nya remaja menggunakan social media dapat kita lihat pada penggunaan bahasa dari kalimat yang mereka posting atau gambar yang mereka upload di social media. Sebelum berlanjut pada penggunaan social media oleh remaja, perlu kita pahami terlebih dahulu social media apa saja yang banyak digunakan oleh remaja, hal ini berguna untuk mengkerucutkan pembahasan agar tidak terlalu lebar. Terdapat beranekaragam Aplikasi social media, seperti facebook, twitter, instagram, BBM, WhatsApp, Line, dan sebagainya. Meski banyak ragamnya, aplikasi social media tersebut tidak membuat nya sepi dari user terutama bagi kalangan remaja. Dari hasil survay kecil yang dilakukan terhadap 20 remaja usia 11 sampai 17 tahun, rata-rata mereka memiliki lebih dari satu akun social media. Survay kecil tersebut menghasilkan data berupa jumlah kepemilikan social media dari masing-masing orang, yaitu: empat orang memiliki satu sosmed, dua orang memiliki dua sosmed, enam orang memiliki tiga sosmed, empat orang memiliki empat sosmed, tiga orang memiliki lima sosmed, dan satu orang memiliki enam sosmed. Maka dari data tersebut dapat disimpulkan bahwa 16 dari 20 remaja usia 11 sampai 17 tahun memiliki lebih dari satu social media. Hasil survay tersebut juga menghasilkan data berupa aplikasi social media yang paling sering digunakan yaitu facebook. Facebook sebagai aplikasi social media yang paling banyak digunakan khususnya oleh remaja akan menjadi satu titik pembahasan dalam tulisan ini. Jika dilihat dari trend dan jumlah penggunanya aplikasi sosmed facebook yang dibuat oleh Mark Zuckerberg dapat dikatakan sebagai aplikasi social media paling sukses dengan memiliki jutaan user termasuk remaja. Lalu bagaimanakah remaja menggunakan social media satu ini? Mari kita ulas lewat tulisan singkat berikut. Dari hasil pengamatan dan penelusuran akun-akun facebook yang dimiliki oleh remaja, sebagian besar isi postingan nya adalah ungkapan perasaan yang sedang mereka alami, baik senang, sedih, bahkan marah. Ungkapan perasaan tersebut mereka curahkan dalam bentuk kalimat ataupun direpresentasikan melalui foto yang mereka unggah atau pun perintah emoticon yang mereka gunakan. Bukan suatu hal yang salah jika remaja mencurahkan isi hatinya melalui facebook, hanya saja ada beberapa hal yang perlu diperhatikan agar apa yang ia posting tidak menuai kecaman dari pengguna lainnya. Tidak sedikit kasus remaja yang memposting kata-kata atau foto yang kemudian membuat gaduh publik. Seperti kasus remaja yang memaki selebritis, pengunggah foto yang tidak pantas, dan sebagainya. Meskipun user memiliki hak untuk menggunakan akun miliknya, namun jangan lupa bahwa apa yang ia posting akan muncul dalam wilayah publik. Jika postingan nya mengganggu pihak lain hal ini tentu akan menimbulkan masalah bagi dirinya. Bagi remaja yang memiliki kestabilan emosi yang belum mapan mudah saja mengeluarkan isi hati nya yang sedang marah terhadap orang lain dengan memposting kata cacaian yang meledak-ledak dan bahkan cenderung menggunakan bahasa yang kasar dan arogan. Jika sudah demikian akan mengundang respon negatif dari pengguna lainnya. Kenyataan lainnya yang perlu diwaspadai oleh remaja adalah perkenalan dengan orang lain yang belum pernah ia temui sebelumnya. Facebook sebagai media komunikasi global tidak hanya menghubungkan seseorang dengan orang-orang yang telah dikenal dalam kehidupan sehari-hari. Sebagai media global kita dapat berkomunikasi dengan orang baru yang sama sekali kita belum pernah mengenal sebelumnya. Oleh karena itu, ini menjadi perhatian bagi remaja yang memiliki potensi rasa penasaran dan rasa ingin tahu yang besar sehingga dapat di manfaatkan oleh oknum user lain yang hendak berbuat jahat. Seperti banyak kasus penculikan hingga tindakan asusila yang dilakukan oleh oknum terhadap gadis remaja yang ia ajak bertemu langsung. Disadari atau tidak social media facebook telah ikut andil dalam membentuk kepribadian remaja. Sebagaimana yang dijelaskan dalam sosiologi, bahwa media menjadi agen sosialisasi yang memiliki andil dalam pembentukan kepribadian. Seorang remaja bisa menjadi pribadi yang apatis terhadap lingkungan nyata ketika ia telah menjadikan facebook sebagai dunia nya. Selain itu, seorang remaja bisa menjadi pribadi yang kasar ketika ia terbiasa membaca postingan atau komentar dan bahkan berkomentar dalam bahasa-bahasa yang kasar. Dari ulasan singkat problematika remaja dan facebook diperlukan sebuah solusi. Solusi ini paling tidak dapat menjadi peringatan bagi remaja dalam memanfaatkan facebook sebagai media berkomunikasi. Berikut beberapa solusi yang penulis tawarkan bagi remaja sebagai pengguna facebook: 1. Jangan membuka facebook atau aplikasi social media lainnya ketika perasaan sedang tidak karuan atau marah. Karena hal ini menjadi pemantik untuk mengeluarkan postingan yang bersifat negatif. Jika terpaksa membuka, maka lawanlah dengan tetap menuliskan kalimat yang memotivasi diri. Bukankah orang lain yang membacanya pun bisa ikut termotivasi. 2. Bertemanlah dengan pemilik akun yang baik. Kita memang tidak pernah tahu pemilik akun yang sesungguhnya namun kita dapat melihat dari postingan-postingan nya. Jika terdapat akun yang memposting kata kasar atau bernuansa pornografi kita unfriend. Hal ini bertujuan untuk menghindari dari ekses postingan negatif tersebut. 3. Manfaatkan facebook untuk belajar berwirausaha. Meskipun masih remaja tidak ada salah nya jika memulai belajar berwirausaha sejak dini karena facebook membuka peluang lebar dalam media promosi yang gratis. 4. Manfaatkan facebook untuk mencari informasi beasiswa dan dalam kaitannya dengan dunia pendidikan. Tidak sedikit informasi beasiswa yang ditampilkan di facebook, juga banyak pemilik akun yang sukses dengan studi nya dan membagikan pengalaman-pengalamannya. Hal ini bisa menjadi motivasi bagi remaja agar dapat bermimpi untuk meraih cita-cita. 5. Bagaimanapun alasannya jangan pernah mau jika teman yang baru dikenal di facebook mengajak ketemuan. Hal itu bertujuan untuk mengamankan remaja dari tindakan yang tidak diharapkan. Karena remaja tidak pernah tahu yang sebenarnya tentang orang-orang yang ia kenal di facebook. Demikian beberapa solusi yang bisa dijadikan pegangan remaja dalam memanfaatkan facebook sebagai aplikasi social media pertemanan yang bersifat global agar para penggguna khusus nya remaja tidak menuai masalah yang akan merugikan dirinya sendiri. Disamping itu remaja juga bisa memanfaatkan facebook untuk dapat meng upgrade kapasitas dan kemampuan dalam bersosialisasi yang positif. Di era modern ini remaja tidak bisa dilepaskan seratus persen dari facebook atau social media lainnya, sebagai orang dewasa termasuk para orang tua dan pendidik harus ikut andil dalam mengawasi dan memantau para remaja agar tidak terjerumus pada hal-hal yang negatif.